Tuesday, December 24, 2013

APA ITU GERHANA ?

Gerhana bulan terjadi karena sinar matahari yang menuju bulan terhalang bumi. Karena sinar matahari mengarah ke bumi, di belakang bumi terbentuklah bayangan, yaitu bayangan gelap total (umbra) dan bayangan redup (penumbra). Gerhana bulan total terjadi jika bulan berada pada daerah umbra. Jika bulan berada di daerah penumbra, gerhana yang terjadi adalah gerhana bulan sebagian atau gerhana parisal. Gerhana bulan terjadi pada waktu malam hari. Proses terjadinya gerhana bulan dapat dilihat pada gambar berikut. Jika kita lihat gambar di bawah, gerhana bulan terjadi jika posisi Matahari - Bumi - Bulan berada dalam satu garis.

Selanjutnya, Gerhana matahari terjadi jika bulan melintas di antara Bumi dan Matahari. Bumi yang berada di daerah umbra akan mengalami gerhana matahari total, sedangkan bumi yang berada di daerah penumbra akan mengalami gerhana matahari sebagian (parsial). Gerhana matahari terjadi pada waktu siang hari. Proses terjadinya gerhana matahari dapat dilihat pada gambar berikut. Kita lihat bahwa posisi Matahari - Bulan - Bumi berada pada satu garis lurus.

Sunday, December 1, 2013

Transformasi Pendidikan


Pendekatan PKn SD

Pendekatan dalam pembelajaran PKn pada prinsipnya lebih mengarah kepada pengembangan kurikulum atau pengorganisasian isi materi pelajaran. Ada delapan pendekatan, yang menurut Douglas Suparka (dalam Martorella, 1996) dapat digunakan dalam pembelajaran PKn, yaitu:

1.    Evokasi (kesempatan), pendekatan ini menekankan pada inisiatif siswa untuk mengekspresikan dirinya secara spontan yang didasarkan pada kebebasan dan kesempatan. Pendekatan ini sering dihadapkan pada kendala kultural dan psikologikal, terutama pada masyarakat yang masih eksklusif.

2.    Inkulkasi (menanamkan), pendekatan ini didasarkan pada sejumlah pertanyaan nilai yang telah tersusun oleh guru. Tujuannya untuk mempengaruhi dan mengarahkan  siswa pada simpulan nilai yang sudah direncanakan.

3.    Kesadaran, adalah bagaimana mengungkap dan membina kesadaran siswa tentang nilai-nilai tertentu yang ada pada dirinya atau orang lain. Kesadaran iktu akan tumbuh menajdi sesuatu yang menumbuhkan kesadaran tentang nilai atau seperangkat nilai tertentu.

4.    Penalaran moral, dimana siswa dilibatkan dalam dilema moral sehingga keputusan yang diambil terhadap dilema moral harus dapat diberikan alasan-alasan moral yang rasional.

5.    Analisis Nilai, suatu pendekatan yang mengajak siswa untuk mengkaji dan menganalisis nilai yang ada pada suartu media stimulus yang telah disiapkan guru dalam pembelajaran PKn.

6.    Pengungkapan nilai, adalah upaya meningkatkan kesadaran  diri (self awareness) dan memperhatikan diri sendiri, bukan pemecahan masalah. Pendekatan ini membantu siswa untuk menemukan dan memeriksa nilai mereka untuk menemukan keberartian dan rasa aman.

7.    Komitmen, mengarahkan dan menekankan pada seperangkat nilai yang akan mendasari pola piker setiap guru yang bertanggung jawab. Terhadap pendidikan nilai dan moral. Dalam PKn yang menjadi komitmen dasarnya adalah nilai dan moral Pancasila dan UUD 1945.

8.    Memadukan, menyatukan diri siswa dengan pengalaman dalam kehidupan riil yang dirancang oleh guru dalam proses pembelajaran. Proses menyatukan ini dimaksudkan agar siswa benar-benar mengalami secara langsung pengalaman-pengalaman yang dirancang oleh guru memlaui berbagai metode yang sesuai, seperti: metode partisipatori, simulasi, sosiodrama, studi proyek.

Sebagai pendidikan nilai, dalam proses pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) dituntut untuk:
1.    Lebih mengenali dan memahami nilai-nilai inti pribadi dan masyarakat
2.    Ber-inkuiri (filosofis dan rasional) terhadap nilai-nilai tersebut
3.    Mencoba dan menumbuhkan respon afektif dan emotif terhadap nilai-nilai tersebut
4.    Membuat putusan tentang tindakan yang paling tepat atas dasar inkuiri dan respon.

Guru perlu mempertimbangkan startegi yang tepat dalam pembelajaran PKn, dari beberapa pendekatan dan model yang akan diterapkan. Hal ini akan membantu guru dalam memahami Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) dan sekaligus membantu siswa untuk mengamalkan nilai moral Pancasila dan budi pekerti yang luhur, yang dipelajari di sekolah. Dari beberapa pendekatan dan model pembelajaran perlu dipilih yang sesuai dengan kebutuhan dan tingkat perkembangan siswa, sehingga proses pembelajaran lebih bermakna.

Untuk menjembatani pemahaman tentang hubungan antara perasaan (feeling), pemikiran (though), dan tindakan (action) moralitas seseorang, perlu dikembangkan model pendidikan moral yang efektif. Semua model pembelajaran PKn  biasanya mempunyai hubungan langsung maupun tidak langsung dengan proses yang terpisah antara caring, judging dan acting. Pemahaman secara umum terhadap ketiga proses tersebut (caring, judging, acting) akan membantu seorang guru dalam memahami model belajar secara efektif, yaitu:

1. Caring (perhatian), adalah istilah yang menunjukkan perilaku seseorang untuk menolong atau memperhatikan orang lain. Seseorang yang terdorong untuk membantu, memperhatikan dan memikirkan  orang lain berarti juga memperhatikan kebutuhan atau minat atau perhatian orang lain yang membangkitkan kepedulian terhadap orang lian. Istilah itu juga mengandung suatu tingkat pemahaman social dan psikologikal tertentu. Memperhatikan dengan menolong orang lain yang dodorong oleh suatu tingkat perasaan tertentu sebenarnya tidak cukup dengan hanya merasakan kebutuhannya, akan tetapi hal itu juga menyangkut nkemampuan untuk mengetahuidan menyimpulkan kebutuhan dan minat orang lain.

2. Judging (Pertimbangan), adalah proses menilai dan mempertimbangkan yang tidak lepas dari nalar ( reasoning) walaupun antara keduanya harus dapat dibedakan. Dengan penalaran (reason though) atau pertimbangan (judge) sebuah moral sering menempatkan kesejahteraan orang lain menjadi taruhannya. Memang harus mempertimbangkan berbagai pihak yang terlibat dalam keputusan /penalaran kita. Misalnya “membunuh seseorang demi kepentingan negara” memerlukan kemampuan untuk membuat keputusan di antara berbagai bayangan tentang “baik” dengan penafsiran tandingan dengan yang“benar”. Dalam membandingkan antara caring dan judging itu seseorang akan diahadapkan pada pertimbangan nilai (value judgment ) yang mengandung alasan (reasoning). Namun sesuai dengan sifatnya, alasan tidak dapat diterapkan dalam satu kasus tertentu. Seperti pendapat yang menyatakan bahwa “ membunuh orang adalah salah” tetapi bagaimana halnya dengan “membunuh untuk membela diri”. Oleh karena itu pertimbangan moral memerlukan kemampuan untuk menilai minat yang saling bertentangan berdasarkan dasar/prinsip dan criteria yang konstan.

3. Acting ( tindakan ), adalah bukanlah sesuatu yang bersifat moral atau immoral, di luar dari motivasi  atau pertimbangan seseorang atau tindakan tidak memiliki status moral. Apa yang membuat tindakan sebagai  moral adalah kualitas perhatian/ pertimbangan yang yang memandunya. Kerapihan, kebersihan dan kejujuran sering dianggap sebagai moral. Tetapi yang menjadi masalahnya adalah alas an-alsan yang melatarbelakangi mengapa kita melakukannya. Yang penting pada dasarnya adalah niat, bukan pamer supaya mendapat pujian. Walaupun tindakan bukan sebuah kategori moral, tanpa kesempatan untuk bertindak dan merefleksikan tindakan akan menghambat terjadinya proses pengembangan moral. Yang penting bagi guru, pendidikan moral bukanlah menyejajarkan antara peneyesuaian moral dengan moralitas, namun yang terpenting adalah bagaimana membantu siswa untuk memiliki otonomi moral.

Thursday, November 28, 2013

ABOUT ME



Saya dilahirkan oleh kedua pasangan Bapak Suwiji Yoga Saputra dan Ibu Heny Nuryati , di RS Panti Rini Yogyakarta pada hari Senin tanggal 11 Maret Desember 1994 dengan nama, Dyah Hediana Windasari , biasa dipanggil dengan sebutan Winda. Saya dilahirkan normal. Saya berjenis kelamin Perempuan. Saya adalah anak pertama dan  dari 3 bersaudara. Saya beragama Islam.  Saya selalu bercita-cita menjadi Guru. Saya ingin menjadi Guru karena saya selalu berusaha untuk mencerdaskan kehidupan bangsa.
Setelah saya lahir, saya tinggal di Citeroup, Bogor, Jawa Barat dan pada tahun 2000 hingga sekarang saya bertempat tinggal di Kaliajir Lor, Kalitirto, Berbah, Sleman, Yogyakarta.

RIWAYAT ORANGTUA

Bapak saya lahir di Bojonegoro 17 Agustus 1969 dari kedua pasangan Bapak Lasiman dan Ibu Suminten. Bapak Saya pernah bekerja sebagai HR di perusahaan Indocement. Sekarang bekerja sebagai wirausaha  bengkel las

Ibu saya lahir di Yogyakarta pada tanggal 15 Desember tahun 1968 dari kedua pasangan bapak Tugimin dan Puji Sarjono. Ibu saya sekarang bekerja sebagai guru di SD Muhammadiyah Karangharjo

RIWAYAT PENDIDIKAN

Saya memulai riwayat pendidikan saya pada tahun 1998 di TK ABA di Bogor Jawabarat. Karena pada tahun 2000 saya pindah rumah. Setelah dari TK saya melanjutkan di SD N Kaliajir Yogyakarta, pada awalnya saya belum bisa diterima di SD tersebut, tetapi karena dengan prestasi ku dikelas 1 maka saya pun dianggap menjadi siswa termuda di angkatan itu. Setelah 6 tahun belajar di SD N Kaliajir dan lolos dengan NEM 24,00 maka saya melanjutkan ke SMP N 1 Berbah, selama belajar disana 3 tahun banyak prestai yang saya peroleh. Setelah 3 tahun belajar di SMP N 1 Berbah dan lolos dengan NEM 32,90 yaa, walaupun kurang memuaskan. Saya melanjutkan di STM Pembangunan Yogyakrta atau sering disebut SMKN 2 Depok, sekolah yang merupakan favorit di Yogyakarta sendiri. Disana saya terpilih menjadi anggota paskibra STEMBAYO , walaupun sebagai pasukan 45, Saya mengikuta Ekstra Kulikuler PMR yang banyak memperoleh prestasi di kota Yogyakrta ini, Saya belajar di STM Pembangunan selama 4 tahun, dan pada saat kelas 4 saya berkesempatan melakukan PKL Di PT. Mega Andalan Kalasan selama 5 bulan. Setelah Lulus dari STM Pembangunan Yogyakarta dengan rata rata nilai 9,1. Saya berkeinginan melanjutkan studi di UNY dengan jurusan PGSD, tetapi karna tidak lolos tes, saya mendaftar di Universitas Sarjana Wiyata Tamansiswa dengan jurusan PGSD Melalui jalur prestasi. Sampai sekarang


PRESTASI

Pada saat kelas 1SD saya menjuarai lomba lukis dan mewarnai tingkat provinsi. kelas 4 SD juara Lomba cerdas cermat agama tingkat kecamatan dan Kelas 6 SD Juara lomba Bahasa Indonesia tingkat kecamatan
Saat SMP saya mengikuti lomba tonti dan mendapat peringkat 6 tingkat kabupaten. dan mengikuti lomba volly di wilayah Sleman timur serta mendapat beasiswa sebagai siswa berprestasi
Saat STM saya mengikuti Lomba PMR dan menjadi juara umum di DIY